PENDAHULUAN
Semantik merupakan salah satu cabang
Linguistik yang mempelajari mengenai arti atau makna dimana di dalam semantik
dibahas mengenai hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya. Kata semantik itu sendiri berasal
dari bahasa Yunanisemayang artinya “
tanda ” atau“ lambang ”. Sedangkan kata kerjanya
adalahsemaino yang memiliki arti “
menandai ” atau “ melambangkan ”.
Sejak Chomsky menyatakan betapa
pentingnya semantik dalam study Linguistik, maka study semantik sebagai bagian
dari study Linguistik menjadi semakin diperhatikan. Berbagai teori tentang
makna mulai bermunculan. Ferdinand de Saussure, dengan teorinya bahwa tanda linguistik
(signe linguistique) terdiri atas komponen signifian dan signifie.
Selanjutnya, Hockett (1954) dalam Chaer (1994), menyatakan bahwa bahasa adalah
suatusistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Sistem bahasa ini terdiri
atas lima subsistem, yaitu subsistem gramatika, subsistem fonologi, subsistem
morfofonemik, subsistem semantik, dan subsistem fonetik. Chomsky sendiri, dalam
bukunya yang pertama tidak menyinggung-nyinggung masalah makna, baru pada buku
yang kedua, (1965), menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen
dari tata bahasa, di samping dua komponen lain yaitu sintaksis dan fonologi,
serta makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik.
Selain membahas mengenai makna,
dalam Semantik juga dibahas mengenai penamaan, peristilahan, serta kamus. Hal
ini tentu saja memiliki korelasi dengan langkah memahami makna suatu kata.
Diantara bahasannya yaitu mengenai pengertian penamaan, asal usul pemberian
nama, perbedaan kata dengan istilah, pengertian dan jenis-jenis kamus, serta manfaat
kamus dalam memperkaya pembendaharaan kata.
Untuk memahami hal-hal di atas maka kami
mencoba membahasnya dalam sebuah makalah yang berjudul “ Penamaan,
Peristilahan, serta Kamus ”.
BAB
II
PENAMAAN,
PERISTILAHAN SERTA KAMUS
Menurut Kridalaksana ( 1982 : 160
) “ Penamaan merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan
objek, konsep, proses dan sebagainya. Biasanya dengan memanfaatkan
perbendaharaan yang ada, antara lain dengan perubahan-perubahan makna yang
mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok kata ”.
Sedangkan
menurut Abdul Chaer ( 2009 : 43 ) “ Penamaan adalah proses pelambangan suatu
konsep untuk mengacu pada suatu reperen yang berada di luar bahasa ”.
Penamaan
suatu objek di suatu daerah tentu saja tidak akan sama dengan daerah yang
lainnya.Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata padi, yang
dalam bahasa Sunda disebut pare dan dalam bahasa Gorontalo disebut pale.
Sehubungan
dengan permasalahan yang terjadi pada perbedaan penamaan di setiap daerah atau
wilayah tertentu, beberapa filosop berpendapat sebagai berikut :
Plato
( 429-348 SM ) menyatakan bahwa ada hubungan hayati antara nama dan benda. Ia
menyatakan bahwa lambang itu adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna
adalah objek yang dihayati di dunia nyata berupa rujukan, acuan, atau sesuatu
yang ditunjuk oleh lambang itu. Karena itu, kata-kata itu tidak lain merupakan
nama atau label dari yang dilambangkannya, baik berupa benda, konsep,
aktivitas, atau peristiwa.
Arisroteles
( 384-322 SM ) menyatakan bahwa pemberian nama soal perjanjian antara sesama
anggota masyarakat bahasa. Sehingga pemberian nama itu bersifat arbitrer, tidak
ada hubungan wajib sama sekali antara lambang dengan yang dilambangkannya.
Socrates
( 469-399 SM ) menyatakan bahwa nama diberikan harus sesuai dengan sifat acuan
yang diberi nama. Pendapat Socrates ini merupakan kebalikan dari pendapat
Aristoteles.
Penamaan
terhadap sejumlah kata dalam bahasa Indonesia dapat terjadi karenakan
sebab-sebab atau peristiwa-peristiwa
tertentu, diantaranya :
Dalam
bahasa Indonesia terdapat sejumlah kata yang terbentuk sebagai hasil peniruan
bunyi. Maksudnya, nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk berdasarkan bunyi
dari benda tersebut atau suara yang ditimbulkan dari benda tersebut. Contoh
tokek diberi nama seperti itu karena bunyinya “ tokek, tokek ”.
Maksudnya
penamaan suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda itu. Hal ini
sering kita kenal dengan istilah pars prototo yaitu gaya bahasa yang
menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal, padahal yang dimaksud adalah
keseluruhannya. Misalnya “ Di kampungku terdapat 50 kepala keluarga ”. disini
bukan hanya berarti kepala keluarganya saja tetapi beserta anak dan istrinya.
Selain
pars prototo dikenal pula totem proparte, dimana yang disebut adalah
keseluruhan tetapi yang dimaksud adalah sebagian. Misalnya “ Seluruh Perguruan Tinggi ikut
dalam lomba karya ilmiah ”. disini yang dimaksud adalah beberapa orang peserta
dari perguruan tinggi tersebut.
Penyebutan
sifat khas maksudnya penamaan suatu benda berdasarkan sifat yang khas yang ada
pada benda itu. Dimana pada prosesnya terjadi transposisi makna dalam
pemakaian, yakni perubahan dari kata sifat menjadi kata benda. Misalnya orang
yang sangat kikir lazim disebut “ si kikir ” atau“ si bakhil ”.
Maksudnya
penamaan terhadap suatu objek berdasarkan kepada nama penemunya, nama pabrik
pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah. Nama-nama yang demikian disebut
dengan istilah appelativa. Misalnya
mujair adalah nama sejenis ikan air tawar yang mula-mula ditemukan dan
diternakkan oleh seorang petani yang bernama Mujair di kediri.
Sebagian
nama benda dapat ditelusuri berdasarkan nama tempat asal benda tersebut. contoh
kata sarden atau ikan sarden berasal dari nama pulauSardinia di Italia.
Maksudnya
penamaan suatu benda dapat berasal dari nama bahan pokok benda itu. Misalnya
benda-benda yang terbuat dari kaca disebut juga dengan kaca seperti kaca mata,
kaca jendela, kaca mobil dan sebagainya.
Maksudnya
penamaan terjadi akibat gejala metaforis. Artinya kata itu digunakan dalam
suatu ujaran yang maknanya diperbandingkan atau dipersamakan dengan makna
leksikal dari kata itu. Misalnya terdapat frase kaki meja, kaki gunung, kaki
kursi. Di sini kata kaki mempunyai kesamaan dengan salah satu ciri makna dari
kata kaki yaitu “ alat penopang berdirinnya tubuh ”.
Dalam
bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang merupakan hasil penggabungan unsur-unsur
huruf awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu.
Misalnya, ABRI yang berasal dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia,
Depnaker yang berasal dari Departemen Tenaga Kerja.
Maksudnya
kata atau istilah baru yang dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama
yang sudah ada. Penggantian tersebut dapat disebabkan karena kata atau istilah
yang lama dianggap kurang tepat, tidak rasional,kurang halus atau kurang
ilmiah. Misalnya, kata piknik diganti menjadi darmawisata, kata buruh diganti
dengan kata karyawan.
Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat
berdiri sendiri dan mempunyai makna, kata-kata yang terbentuk dari gabungan
huruf atau gabungan morfem, atau gabungan huruf dengan morfem, baru kita akui
sebagai kata bila bentuk itu mempunyai makna. (Komposisi Bahasa Indonesia
2007: 76)
Pada hakikatnya
istilah juga kata, tetapi mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan kata
pada umumnya. Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan makna, konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu. (Bahasa Indonesia Ilmiah 1995: 23)
Adapun
mengenai perbedaan antara kata denngan istilah maka akan dikemukakan sebagai
berikut :
1. Kata bersifat umum sedangkan istilah
bersifat khusus dalam bidang tertentu. Contohnya terdapat istilah-istilah
khusus yang terdapat dalam bidang kedokteran, ekonomi, biologi dan lain
sebagainya.
2. Kata dapat bermakna ganda sedangkan
istilah tidak. Contoh kata tubuh dapat diartikan keseluruhan jasad manusia atau
binatang, bagian badan yang terutama, atau diri sendiri. Sedangkan istilah
misalnya dalam ilmu bahasa fonem, morfem hanya hanya memiliki satu makna saja.
3. Makna kata bergantung pada konteks
sedangkan makna istilah bebas konteks. Misalnya kata “ bunga ” dalam
kalimat-kalimat berikut :
a. Di kebun banyak bunga
b. Gadis itu bunga desa
c. Ia meminjam uang dengan bunga 5 %
4. Istilah bersifat internasional dan
mempunyai konsep yang universal dalam ilmu yang bersangkutan. Contohnya
hidrogen, oksigen, tifus, influenza.
5. Istilah biasanya otentik atau tidak sama
dengan kata sehari-hari. Misalnya prakiraan merupakan istilah sedangkan
perkiraan kata, renik merupakan istilah dan mikro kecil adalah kata. Meskipun
pada dasarnya kedua pasang kata tersebut memiliki kesamaan makna.
Dalam
Webster’s New Collegiate Dictionary disebutkan bahwa “ Kamus adalah buku yanng
berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas kata khusus, biasanya
disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta
informasi lainnya mengenai kata-kata, dinyatakan atau diekspresikan dalam
bahasa yang sama atau dalam bahasa lain, disebut juga leksikon atau glosari ” (
Guntur Tarigan, 2009 :163 ).
Sedangkan
menurut Kridalaksana ( 2001 : 95 ) “ Kamus adalah buku referensi yang memuat
daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai pelbagai segi
maknanya dan penggunaannya dalam bahasa, biasanya disusun menurut urutan abjad
”.
Menurut Ladislav Zgusta seorang ahli dalam
perkamusan, kamus dapat dibagi menjadi
beberapa macam diantaranya :
adalah kamus yang dilengkapi dengan
keterangan yang lebih luas, biasanya ditambah entri berupa nama orang, nama
geografis, dengan keterangannya serta gambar dan sketsa. Bahasannya pun luas
menyangkut segala bidang pengetahuan manusia baik fisik maupun nonfisik.
adalah kamus mengenai ilmu bahasa.
Kamus Linguistik dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Berdasarkan waktu :
1) Kamus Diakronis
a) Kamus Historis
b) Kamus Etimologis
2) Kamus Sinkronis
b. Berdasarkan jangkauan :
1) Kamus Umum
a) Kamus Deskriptif Standar
b) Kamus Deskriptif Keseluruhan ( Kamus
Informatif )
2) Kamus Khusus atau Terbatas
a) Kamus Ideologis atau Sinonim
b) Kamus Sistematik
c. Berdasarkan Jumlah Bahasa
1) Kamus Monolingual ( Ekabahasa )
2) Kamus Bilingual ( Dwibahasa )
3) Kamus Multilingual ( Aneka Bahasa )
d. Berdasarkan Jumlah Entri
1) Kamus Besar ( Tesaurus )
2) Kamus Sedang
3) Kamus Kecil
Berikut
ini pengertian kamus yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan dalam bukunya
Pengajaran Semantik ( 2009: 167 ) :
Kamus
Diakronis adalah kamus yang memusatkan perhatian pada sejarah dan perkembangan
kata-kata, baik yang berkaitan dengan bentuk maupun yang berkaitan dengan
makna.
Kamus
Historis memusatkan perhatian pada perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam
bentuk maupun dalam makna suatu kata dalam jangka waktu sejarah.
Kamus
Etimologis adalah kamus yangmemusatkan perhatian pada asal-usul kata-kata.
Kamus jenis ini biasanya lebih memusatkan perhatian pada bentuk kata dibangding
makna katanya.
Kamus
Sinkronis adalah kamus yang menggarap persediaan leksikal suatu bahasa pada
suatu masa tertentu atau pada tahap perkembangannya.
Kamus
Umum adalah kamus yang berisi segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya.
Kamus
Khusus adalah kamus yang garapannya
terbatas pada satu bidang saja. Contoh kamus ekonomi.
Kamus
Kata-kata Asing adalah semacam kamus khusus yang menangani kata-kata pungut
atau kata-kata pinjaman yang berasal dari bahasa asing.
Kamus
Singkatan adalah semacam kamus khusus yang memusatkan perhatian pada kata-kata
teleskopis akronim, dan singkatan-singkatan yang lazim dipakai dalam suatu
bahasa.
Kamus
Ideologis adalah sejenis kamus terbatas yang memusatkan perhatian pada padanan
kata, kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya, atau pada istilah-istilah
yang memiliki hubungan semantis.
Kamus
Sistematik memusatkan perhatian pada kata-kata yang berhubungan secara semantis
dalam kelompok-kelompok yang berdasarkan bidang-bidang onomasialogis dan di
dalamnya berdasarkan struktur-struktur nasional atau struktur gagasan. Contoh
thesaurus of english words and phrases karya Roget.
Kamus
Deskriptif standar dapat digolongkan sebagai kamus deskriptif bahasa nasional
baku seperti yang dipakai pada batas waktu saat kamus itu disusun, dan
diharapkan dapat dipakai untuk beberapa lama setelah penerbitan kamus itu.
Kamus jenis ini memerikan bahasa yang dipakai para pengarang atau pembicara
masa kini.
Kamus
Deskriptif keseluruhan adalah kamus yang memerikan lebih banyakbahas nasional
baku, kamus ini tidak menggarap pemakaian kata masa depan akan tetapi dipakai
untuk mendapatkan informasi mengenai kata yang tidak mereka fahami pada saat
membaca atau mendengar suatu naskah.
Kamus
Ekabahasa adalah kamus yang menyajikan satu bahasa saja.
Kamus
Dwibahasa adalah kamus yang menyajikan dua bahasa, maksudnya untuk
menterjemahkan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain.
Kamus
Aneka Bahasa adalah kamus yang menyajikan lebih dari satu bahasa.
Kamus
Besar adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau entri.
Kamus
Sedang adalah kamus yang memuat tidak kurang dari 40.000 kata kepala atau
entri.
Kamus
Kecil adalah kamus yang memuat tidak kurang dari 10.000 kata kepala atau entri.
Sebagaimana
kita ketahui kamus merupakan gudang atau daftar makna kata. Kamus tidak hanya
perekam atau pencatat makna kata tetapi jauh lebih dari itu. Dalam beberapa hal
kamus merupakan tempat penyimpanan pengalaman-pengalaman manusia yang telah
diberi nama, dengan demikian merupakan sarana penting dalam pengajaran kosa
kata dan pengajaran semantik.
Kamus
memberikan informasi mengenai kata kepala, bentuk kata, ucapan dan ejaan, jenis
kata, sinonim, tingkat-tingkat pemakaian kata, definisi atau batasan, catatan
pemakaian kata, ilustrasi penjelas definisi, derivasi kata, contoh pemakaian
kata, frase, kutipan-kutipan, kata-kata asing, acuan silang maupun acuan
tambahan, sehingga bagi penggunanya kamus dapat meningkatkan dan memperkaya perbendaharaan
kosa kata.
Manfaat
lain dari kamus yaitu untuk mempermudah para pembelajar bahasa, misalnya orang
asing yang ingin mempelajari suatu bahasa akan sangat terbantu dengan informasi
tentang kata atau bahasa yang terdapat dalam kamus.
KESIMPULAN
Penamaan
merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep,
proses dan sebagainya. Biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada,
antara lain dengan perubahan-perubahan makna yang mungkin atau dengan
penciptaan kata atau kelompok kata.
Penamaan
dapat terjadi karena sebab-sebab tertentu diantaranya peniruan bunyi,
penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemu dan pembuat, tempat asal,
bahan, keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru.
Kata
memiliki perbedaan dengan istilah. kata bersifat umum sedangkan istilah
bersifat khusus dalam bidang tertentu.
Kata dapat bermakna ganda sedang istilah tidak. Makna kata tergantung pada
konteks sedangkan makna istilah bebas. Istilah bersifat internasional dan
memiliki konsep universal dalam ilmu yang bersangkutan. Selain itu istilah biasanya otentik atau berbeda dengan kata
sehari-hari.
Kamus
adalah buku referensi yang memuat daftar kata atau gabungan kata dengan
keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan penggunaannya dalam bahasa,
biasanya disusun menurut urutan abjad. Kamus dapat dibagi menjadi kamus
ensiklopedis dan kamus linguistik. Selain itu kamus dapat dibedakan pula
berdasarkan waktu, jangkauan, jumlah bahasa, dan jumlah entri.
Adapun
manfaat kamus bagi para pemakainya yaitu tentu saja untuk meningkatkan dan
memperkaya pembendaharaan kata. Selain itu kamus dapat mempermudah untuk
mempelajari suatu bahasa terutama yang berhubungan dengan semantik.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Kridalaksana,
Harimurti. 1982. Kamus Linguistik.
Jakarta : Gramedia Pustaka
Tarigan,
Henry Guntur. 2009. Pengajaran Semantik.
Bandung : Penerbit Angkasa
Resmini,
Novi. Modul Bimbingan Belajar tentang
Unsur Semantik dan Jenis Makna
http://pendikananakdesa.blogspot.com.
Penulisan kata dan istilah dalam karya
tulis ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar