Kamis, 26 April 2012

catatan semantik


PENDAHULUAN

            Semantik merupakan salah satu cabang Linguistik yang mempelajari mengenai arti atau makna dimana di dalam semantik dibahas mengenai hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Kata semantik  itu sendiri berasal dari bahasa Yunanisemayang artinya “ tanda ” atau“ lambang ”. Sedangkan  kata kerjanya adalahsemaino yang memiliki arti “ menandai ” atau “ melambangkan ”.
            Sejak Chomsky menyatakan betapa pentingnya semantik dalam study Linguistik, maka study semantik sebagai bagian dari study Linguistik menjadi semakin diperhatikan. Berbagai teori tentang makna mulai bermunculan. Ferdinand de Saussure, dengan teorinya bahwa tanda linguistik (signe linguistique) terdiri atas komponen signifian dan signifie. Selanjutnya, Hockett (1954) dalam Chaer (1994), menyatakan bahwa bahasa adalah suatusistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Sistem bahasa ini terdiri atas lima subsistem, yaitu subsistem gramatika, subsistem fonologi, subsistem morfofonemik, subsistem semantik, dan subsistem fonetik. Chomsky sendiri, dalam bukunya yang pertama tidak menyinggung-nyinggung masalah makna, baru pada buku yang kedua, (1965), menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa, di samping dua komponen lain yaitu sintaksis dan fonologi, serta makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik.
            Selain membahas mengenai makna, dalam Semantik juga dibahas mengenai penamaan, peristilahan, serta kamus. Hal ini tentu saja memiliki korelasi dengan langkah memahami makna suatu kata. Diantara bahasannya yaitu mengenai pengertian penamaan, asal usul pemberian nama, perbedaan kata dengan istilah, pengertian dan jenis-jenis kamus, serta manfaat kamus dalam memperkaya pembendaharaan kata.
            Untuk memahami hal-hal di atas maka kami mencoba membahasnya dalam sebuah makalah yang berjudul “ Penamaan, Peristilahan, serta Kamus ”.

BAB II

PENAMAAN, PERISTILAHAN SERTA KAMUS

             Menurut Kridalaksana ( 1982 : 160 ) “ Penamaan merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep, proses dan sebagainya. Biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada, antara lain dengan perubahan-perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok kata ”.
              Sedangkan menurut Abdul Chaer ( 2009 : 43 ) “ Penamaan adalah proses pelambangan suatu konsep untuk mengacu pada suatu reperen yang berada di luar bahasa ”.
              Penamaan suatu objek di suatu daerah tentu saja tidak akan sama dengan daerah yang lainnya.Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata padi, yang dalam bahasa Sunda disebut pare dan dalam bahasa Gorontalo disebut pale.
              Sehubungan dengan permasalahan yang terjadi pada perbedaan penamaan di setiap daerah atau wilayah tertentu, beberapa filosop berpendapat sebagai berikut :
        Plato ( 429-348 SM ) menyatakan bahwa ada hubungan hayati antara nama dan benda. Ia menyatakan bahwa lambang itu adalah kata di dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah objek yang dihayati di dunia nyata berupa rujukan, acuan, atau sesuatu yang ditunjuk oleh lambang itu. Karena itu, kata-kata itu tidak lain merupakan nama atau label dari yang dilambangkannya, baik berupa benda, konsep, aktivitas, atau peristiwa.
        Arisroteles ( 384-322 SM ) menyatakan bahwa pemberian nama soal perjanjian antara sesama anggota masyarakat bahasa. Sehingga pemberian nama itu bersifat arbitrer, tidak ada hubungan wajib sama sekali antara lambang dengan yang dilambangkannya.

        Socrates ( 469-399 SM ) menyatakan bahwa nama diberikan harus sesuai dengan sifat acuan yang diberi nama. Pendapat Socrates ini merupakan kebalikan dari pendapat Aristoteles.

              Penamaan terhadap sejumlah kata dalam bahasa Indonesia dapat terjadi karenakan sebab-sebab atau peristiwa-peristiwa  tertentu, diantaranya :
        Dalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah kata yang terbentuk sebagai hasil peniruan bunyi. Maksudnya, nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk berdasarkan bunyi dari benda tersebut atau suara yang ditimbulkan dari benda tersebut. Contoh tokek diberi nama seperti itu karena bunyinya “ tokek, tokek ”.
        Maksudnya penamaan suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda itu. Hal ini sering kita kenal dengan istilah pars prototo yaitu gaya bahasa yang menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal, padahal yang dimaksud adalah keseluruhannya. Misalnya “ Di kampungku terdapat 50 kepala keluarga ”. disini bukan hanya berarti kepala keluarganya saja tetapi beserta anak dan istrinya.
        Selain pars prototo dikenal pula totem proparte, dimana yang disebut adalah keseluruhan tetapi yang dimaksud adalah sebagian. Misalnya             “ Seluruh Perguruan Tinggi ikut dalam lomba karya ilmiah ”. disini yang dimaksud adalah beberapa orang peserta dari perguruan tinggi tersebut.
        Penyebutan sifat khas maksudnya penamaan suatu benda berdasarkan sifat yang khas yang ada pada benda itu. Dimana pada prosesnya terjadi transposisi makna dalam pemakaian, yakni perubahan dari kata sifat menjadi kata benda. Misalnya orang yang sangat kikir lazim disebut “ si kikir ” atau“ si bakhil ”.

        Maksudnya penamaan terhadap suatu objek berdasarkan kepada nama penemunya, nama pabrik pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah. Nama-nama yang demikian disebut dengan istilah appelativa. Misalnya mujair adalah nama sejenis ikan air tawar yang mula-mula ditemukan dan diternakkan oleh seorang petani yang bernama Mujair di kediri.
        Sebagian nama benda dapat ditelusuri berdasarkan nama tempat asal benda tersebut. contoh kata sarden atau ikan sarden berasal dari nama pulauSardinia di Italia.
        Maksudnya penamaan suatu benda dapat berasal dari nama bahan pokok benda itu. Misalnya benda-benda yang terbuat dari kaca disebut juga dengan kaca seperti kaca mata, kaca jendela, kaca mobil dan sebagainya.
        Maksudnya penamaan terjadi akibat gejala metaforis. Artinya kata itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya diperbandingkan atau dipersamakan dengan makna leksikal dari kata itu. Misalnya terdapat frase kaki meja, kaki gunung, kaki kursi. Di sini kata kaki mempunyai kesamaan dengan salah satu ciri makna dari kata kaki yaitu “ alat penopang berdirinnya tubuh ”.
        Dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang merupakan hasil penggabungan unsur-unsur huruf awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu. Misalnya, ABRI yang berasal dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Depnaker yang berasal dari Departemen Tenaga Kerja.
        Maksudnya kata atau istilah baru yang dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada. Penggantian tersebut dapat disebabkan karena kata atau istilah yang lama dianggap kurang tepat, tidak rasional,kurang halus atau kurang ilmiah. Misalnya, kata piknik diganti menjadi darmawisata, kata buruh diganti dengan kata karyawan.

              Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna, kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem, atau gabungan huruf dengan morfem, baru kita akui sebagai kata bila bentuk itu mempunyai makna. (Komposisi Bahasa Indonesia 2007: 76)
               Pada hakikatnya istilah juga kata, tetapi mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan kata pada umumnya. Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna, konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. (Bahasa Indonesia Ilmiah 1995: 23)
              Adapun mengenai perbedaan antara kata denngan istilah maka akan dikemukakan sebagai berikut :
1.      Kata bersifat umum sedangkan istilah bersifat khusus dalam bidang tertentu. Contohnya terdapat istilah-istilah khusus yang terdapat dalam bidang kedokteran, ekonomi, biologi dan lain sebagainya.
2.      Kata dapat bermakna ganda sedangkan istilah tidak. Contoh kata tubuh dapat diartikan keseluruhan jasad manusia atau binatang, bagian badan yang terutama, atau diri sendiri. Sedangkan istilah misalnya dalam ilmu bahasa fonem, morfem hanya hanya memiliki satu makna saja.
3.      Makna kata bergantung pada konteks sedangkan makna istilah bebas konteks. Misalnya kata “ bunga ” dalam kalimat-kalimat berikut :
a.       Di kebun banyak bunga
b.      Gadis itu bunga desa
c.       Ia meminjam uang dengan bunga 5 %
4.      Istilah bersifat internasional dan mempunyai konsep yang universal dalam ilmu yang bersangkutan. Contohnya hidrogen, oksigen, tifus, influenza.
5.      Istilah biasanya otentik atau tidak sama dengan kata sehari-hari. Misalnya prakiraan merupakan istilah sedangkan perkiraan kata, renik merupakan istilah dan mikro kecil adalah kata. Meskipun pada dasarnya kedua pasang kata tersebut memiliki kesamaan makna.
              Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary disebutkan bahwa “ Kamus adalah buku yanng berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas kata khusus, biasanya disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta informasi lainnya mengenai kata-kata, dinyatakan atau diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa lain, disebut juga leksikon atau glosari ” ( Guntur Tarigan, 2009 :163 ).
              Sedangkan menurut Kridalaksana ( 2001 : 95 ) “ Kamus adalah buku referensi yang memuat daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan penggunaannya dalam bahasa, biasanya disusun menurut urutan abjad ”.
              Menurut  Ladislav Zgusta seorang ahli dalam perkamusan,  kamus dapat dibagi menjadi beberapa macam diantaranya :
adalah kamus yang dilengkapi dengan keterangan yang lebih luas, biasanya ditambah entri berupa nama orang, nama geografis, dengan keterangannya serta gambar dan sketsa. Bahasannya pun luas menyangkut segala bidang pengetahuan manusia baik fisik maupun nonfisik.
adalah kamus mengenai ilmu bahasa. Kamus Linguistik dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a.       Berdasarkan waktu :
1)      Kamus Diakronis
a)      Kamus Historis
b)      Kamus Etimologis
2)      Kamus Sinkronis
b.      Berdasarkan jangkauan :
1)      Kamus Umum
a)      Kamus Deskriptif Standar
b)      Kamus Deskriptif Keseluruhan ( Kamus Informatif )
2)      Kamus Khusus atau Terbatas
a)      Kamus Ideologis atau Sinonim
b)      Kamus Sistematik

c.       Berdasarkan Jumlah Bahasa
1)      Kamus Monolingual ( Ekabahasa )
2)      Kamus Bilingual ( Dwibahasa )
3)      Kamus Multilingual ( Aneka Bahasa )
d.      Berdasarkan Jumlah Entri
1)      Kamus Besar ( Tesaurus )
2)      Kamus Sedang
3)      Kamus Kecil
              Berikut ini pengertian kamus yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Pengajaran Semantik ( 2009: 167 ) :
              Kamus Diakronis adalah kamus yang memusatkan perhatian pada sejarah dan perkembangan kata-kata, baik yang berkaitan dengan bentuk maupun yang berkaitan dengan makna.
              Kamus Historis memusatkan perhatian pada perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam bentuk maupun dalam makna suatu kata dalam jangka waktu sejarah.
              Kamus Etimologis adalah kamus yangmemusatkan perhatian pada asal-usul kata-kata. Kamus jenis ini biasanya lebih memusatkan perhatian pada bentuk kata dibangding makna katanya.
              Kamus Sinkronis adalah kamus yang menggarap persediaan leksikal suatu bahasa pada suatu masa tertentu atau pada tahap perkembangannya.
              Kamus Umum adalah kamus yang berisi segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya.
              Kamus Khusus adalah kamus yang  garapannya terbatas pada satu bidang saja. Contoh kamus ekonomi.
              Kamus Kata-kata Asing adalah semacam kamus khusus yang menangani kata-kata pungut atau kata-kata pinjaman yang berasal dari bahasa asing.
              Kamus Singkatan adalah semacam kamus khusus yang memusatkan perhatian pada kata-kata teleskopis akronim, dan singkatan-singkatan yang lazim dipakai dalam suatu bahasa.
              Kamus Ideologis adalah sejenis kamus terbatas yang memusatkan perhatian pada padanan kata, kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya, atau pada istilah-istilah yang memiliki hubungan semantis.
              Kamus Sistematik memusatkan perhatian pada kata-kata yang berhubungan secara semantis dalam kelompok-kelompok yang berdasarkan bidang-bidang onomasialogis dan di dalamnya berdasarkan struktur-struktur nasional atau struktur gagasan. Contoh thesaurus of english words and phrases karya Roget.
              Kamus Deskriptif standar dapat digolongkan sebagai kamus deskriptif bahasa nasional baku seperti yang dipakai pada batas waktu saat kamus itu disusun, dan diharapkan dapat dipakai untuk beberapa lama setelah penerbitan kamus itu. Kamus jenis ini memerikan bahasa yang dipakai para pengarang atau pembicara masa kini.
              Kamus Deskriptif keseluruhan adalah kamus yang memerikan lebih banyakbahas nasional baku, kamus ini tidak menggarap pemakaian kata masa depan akan tetapi dipakai untuk mendapatkan informasi mengenai kata yang tidak mereka fahami pada saat membaca atau mendengar suatu naskah.
              Kamus Ekabahasa adalah kamus yang menyajikan satu bahasa saja.
              Kamus Dwibahasa adalah kamus yang menyajikan dua bahasa, maksudnya untuk menterjemahkan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain.
              Kamus Aneka Bahasa adalah kamus yang menyajikan lebih dari satu bahasa.
              Kamus Besar adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau entri.
              Kamus Sedang adalah kamus yang memuat tidak kurang dari 40.000 kata kepala atau entri.
              Kamus Kecil adalah kamus yang memuat tidak kurang dari 10.000 kata kepala atau entri.

              Sebagaimana kita ketahui kamus merupakan gudang atau daftar makna kata. Kamus tidak hanya perekam atau pencatat makna kata tetapi jauh lebih dari itu. Dalam beberapa hal kamus merupakan tempat penyimpanan pengalaman-pengalaman manusia yang telah diberi nama, dengan demikian merupakan sarana penting dalam pengajaran kosa kata dan pengajaran semantik.
              Kamus memberikan informasi mengenai kata kepala, bentuk kata, ucapan dan ejaan, jenis kata, sinonim, tingkat-tingkat pemakaian kata, definisi atau batasan, catatan pemakaian kata, ilustrasi penjelas definisi, derivasi kata, contoh pemakaian kata, frase, kutipan-kutipan, kata-kata asing, acuan silang maupun acuan tambahan, sehingga bagi penggunanya kamus dapat  meningkatkan dan memperkaya perbendaharaan kosa kata.
              Manfaat lain dari kamus yaitu untuk mempermudah para pembelajar bahasa, misalnya orang asing yang ingin mempelajari suatu bahasa akan sangat terbantu dengan informasi tentang kata atau bahasa yang terdapat dalam kamus.

KESIMPULAN


Penamaan merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep, proses dan sebagainya. Biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada, antara lain dengan perubahan-perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok kata.
Penamaan dapat terjadi karena sebab-sebab tertentu diantaranya peniruan bunyi, penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemu dan pembuat, tempat asal, bahan, keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru.
Kata memiliki perbedaan dengan istilah. kata bersifat umum sedangkan istilah bersifat khusus dalam bidang tertentu.    Kata dapat bermakna ganda sedang istilah tidak. Makna kata tergantung pada konteks sedangkan makna istilah bebas. Istilah bersifat internasional dan memiliki konsep universal dalam ilmu yang bersangkutan.       Selain itu istilah biasanya otentik atau berbeda dengan kata sehari-hari.
Kamus adalah buku referensi yang memuat daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan penggunaannya dalam bahasa, biasanya disusun menurut urutan abjad. Kamus dapat dibagi menjadi kamus ensiklopedis dan kamus linguistik. Selain itu kamus dapat dibedakan pula berdasarkan waktu, jangkauan, jumlah bahasa, dan jumlah entri.
Adapun manfaat kamus bagi para pemakainya yaitu tentu saja untuk meningkatkan dan memperkaya pembendaharaan kata. Selain itu kamus dapat mempermudah untuk mempelajari suatu bahasa terutama yang berhubungan dengan semantik.

DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Semantik. Bandung : Penerbit Angkasa
Resmini, Novi. Modul Bimbingan Belajar tentang Unsur Semantik dan Jenis Makna
http://pendikananakdesa.blogspot.com. Penulisan kata dan istilah dalam karya tulis ilmiah.

Biji Semangka (Hanya Sebuah Cerita)

Biji Semangka
by Agung Hikmatulloh

    Cerita ini berawal sejak aku duduk di bangku SMA, kira-kira tahun 2005. Salah satu sekolah di daerah Bandung Selatan. (Eh…perasaan belum promosi neh…he…) Namaku Ziad, lengkapnya sih Ziad Hikmaturrizal, tapi suka dipanggil Ozi (jauh amaat..!) anak ke tiga dari tiga bersaudara, orangnya baik, penurut, ramah, dan yang pasti soleh abis..he.. ( kata orang itu juga…!!) kalo status…??? Liat ajah ntar…he. Sejak awal masuk SMA kelas 1, hari-hariku sangat biasa saja, tak ada kesan apa pun yang dapat kukenang di hari tua kelak. Aku sadar, aku memang termasuk orang yang pendiam (chiee…pendiam.., tiang listrik kale…), yah..begitulah kira-kira, kebanyakan  menutup diri, bahkan ketika aku bertemu teman sekelas di jalan pun aku malah ngumpet. Entah kenapa sifat pemaluku ini begitu sangat susah dilenyapkan. Tapi gak apa lah, rasa malu itu kan sebagian dari iman (hmmm….yuuuukk…)
                                            Al  Hayyau Minal Iman
    Singkat cerita, di pertengahan kelas satu itu, tiba-tiba pak Sule (namanya sih Sulaeman…he..) masuk ke kelas dengan membawa seorang cewek berjilbab, pak Sule memperkenalkan cewek itu sebagai guru pengganti sementara untuk pelajaran Seni Budaya. Kayaknya dia Mahasiswa yang lagi praktek deh!. Cantik sih.. kulitnya putih, suaranya lembut, apalagi senyumnya itu lhohmmm manis bangeeett…! (huuuhh… mulai deh…)
     Farlina, itulah namanya,,(kaya orang Mexcico ya…)
                    Tapi suka dipanggil Bu Ina
     Sejak hari itulah, senyumku terasa enak, lamunanku beralur nikmat dan yang pasti belajarku terlalu bersemangat (hmm…kaya makan ajah). Tapi bener lho.. biasanya kan lima menit sesudah bel masuk, aku malah baru lewat gerbang. Tapi setelah Si Manis itu menghiasi sekolah ini, jam 0630 aku sudah duduk di depan ruang guru.
    Tapi sebel banget, kalo dia gak datang ke sekolah, alasannya sih kebanyakan gara gara anaknya yang sering sakit sakitan huuhh…bĂȘte we lah…
      Singkat cerita, di suatu pagi sebelum bel bunyi, aku bela-belain berdiri di gerbang cuma buat nunngu Si Manis lewat dan  menebar senyumnya, gak peduli anak anak ngejekin aku satpam baru juga, yang penting aku gak boleh kehabisan tebaran senyumnya dia he…
 Tak lama, dari sebelah kananku datang pria mengendarai motor dengan membawa Bu Ina sambil menggendong anaknya yang masih bayi, dia turun lalu melambai lambaikan tangan anaknya ke arah pria itu. Selintas hatiku merasa iri pada pria itu hmmmm…
   Dia berjalan ke arah gerbang dengan menundukan kepala sambil tersenyum senyum, selintas aku berfikir “kenapa ya, senyumnya gak pernah lepas dari wajahnya?” (udah nempel dari sono nya kale…)
Semakin mendekati gerbang, semakin jelas senyumnya terlihat di depan mataku.
Sebelum dia melewati gerbang, dia menoleh ke arah tempat aku berdiri,
Seraya berkata “Hey… kenapa belum masuk? Ayo masuk! Yuk..!”
Aku tak bisa menjawab apa apa, yang aku bisa lakukan hanya senyum dan menganggukkan kepalaku saja. Duh… pagi ini adalah pagi yang sempurna bagiku. Ajakan dia terasa mengajakku ke surga hehe.. (huuuh…lebay ah) Udah manis, baik, ramah, lembut pula.jadi pengen deh ah…
Waktu itu aku gak mau nyia-nyiain ajakan dia, ini kesempatanku bisa jalan bareng sama dia hehe.. ya, gak apa lah, biar pun Cuma dari depan gerbang sampe ke depan ruang guru, yang penting  sarapan pagi ini membuat hatiku kenyang hehe..
    Sambil jalan bareng, aku nanya-nanya aja, yah, Cuma sekedar basa-basi lah. Tapi jadi bingung mau nanya apa. Soalnya aku gerogi bisa deket sama dia. Duh.. deg-degan abis nih..
“Bu, anak ibu lucu ya, kayak aku hehe..” (hemm…pede amat)
Dia senyum lagi sambil bilang “iya, tapi lebih lucu anak ibu kan?” dia senyum lagi sambil ngusap-ngusap pipi anaknya.
“iya deh, Ozi kalah sama anak ibu,”
“bu, yang nganterin ibu tadi, suami ibu, ya? Baik banget ya, sebelum kerja, suami ibu udah nyempetin buat nganterin ibu”
Senyumnya makin lebar, jadi gregetan nih..hehe.
Kenapa malah senyum, bu? Ozi salah nanya , ya?”
Jawab dia “gak kenapa-kenapa kok
Aku Tanya lagi “terus apa dong?”
Dia jawab lagi “Yang tadi itu bukan suami ibu, dia tukang ojeg”
(Gubrak…!!! Kirain suaminya)
Tapi yang jelas, aku merasa heran, kok bisa ya, sama tukang ojeg pun dia malah kayak sama keluarganya?
Aku Tanya lagi, “emang, suami ibu ke mana? Udah beragkat kerja, ya bu?”
Jawab dia, “Ada, di rumah sama istrinya”
Aku malah jadi tambah bingung, kenapa dia jawabnya seperti itu, ya?
Di tengah kebingungan aku, dia malah sempat senyum-senyum lagi, samdil bilang “ibu mau ke ruang guru dulu, ya. Ozi juga masuk kelas, gih!”
     Duh, sial banget, kesempatan buat ngobrol sama dia Cuma sebentar, padahal aku jadi penasaran, kenapa dia ngomongnya gitu, ya?”
      Beberapa minggu telah berlalu, rasa penasaranku masih belum mendapatkan jawabannya. Suatu hari, ketika dia mengajar di kelasku, dia mengajarkan kita tentang Seni Musik. Aku seneng banget sih bisa belajar music sama dia, soalnya kebetulan banget bakatku ada di bidang music (tukang ngamen kali ya..hehe)
     Ternyata memori yang akan kubuka di suatu hari nanti adalah kenangan indah ketika aku bisa menghibur dia lewat sebuah gitar yang kumainkan untuk mengiringi suara-suara lembutnya dia. Ternyata selain menjadi guru di sini, dia juga guru Tahssin di mesjid dekitar rumahnya. Pantes saja suaranya bagus gitu, sudah terlatih to..
Duh, rasa kagumku sama dia semakin memuncak nih hehe..
   Di suatu hari, dia mengajak kita ke rumahnya, katanya sih dia siap mengajarkan music di luar jam pelajaran, tapi sayangnya, teman-teman sekelasku gak semuanya berminat dalam bidang music, Tapi buat aku sih, ajakannya dia malah jadi kesempatan besar banget buat bisa deket terus sama dia hehe...
     Hari minggu, aku sama teman-temanku rencana mau ke rumah dia, gak semuanya sih, kami Cuma berempat, cowok dua dan cewek dua. Sebut aja mereka itu Rahman, Wiwin dan Rina. Mereka itulah teman yang cukup deket sama aku. Tapi mereka gak tau kok, kalo aku datang ke rumah ibu Ina itu bukan Cuma mau belajar musik, tapi ya Cuma gara-gara itu……… (apa..? cinta…?) hehe…
    Ketika ksmi sampai di depan rumahnya, kami semua malah merasa malu hanya untuk sekedar mengetuk pintu. Yang ksmi lakukan pada waktu itu hanya saling dorong. Kalo aku sih bukannya gak mau, tapi takut salah alamat hehe…(huuhh…sama aja tau)
 Pada akhirnya Rahman lah yang memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Dengan perasaan malu dan gugup, Rahman pun mengetuk pintu. Tak lama dari itu, seorang gadis cantik berkerudung hitam rapih membuka pintu. Kira-kira gadis itu sebaya dengan kami.
Dengan raut wajahnya yang bercahaya dan senyuman sambutan yang begitu merayu mata lelaki, gadis itu bertanya “mau cari siapa?”
Entah pikiran apa yang ada di otak Rahman. Reflex ia menjawab “pintunya ada gak?”
Kami bertiga hanya bisa menertawakan Rahman dari kejauhan ajah hehe.
Rahman sudah terlihat sangat gugup banget, sesekali ia menoleh kebelakang seolah-olah raut mukanya meminta bantuan kami untuk mengurangi rasa gugupnya. Tapi gadis itu malah tersenyum-senyum, seolah-olah merasa senang sudah membuat teman kami sampai gugup seperti itu,
    Kami bertiga maju menghampiri Rahman, lalu Wiwin bertanya kepada gadis itu, “Ibu Ina-nya, ada?” gadis itu menjawab “Oh.. ada, silahkan masuk dulu”. Lalu kami semua masuk dan duduk di ruang tamu
Tak lama kemudian, bu Ina menemui kami, dengan memakai baju gamis hitam bercorak bunga-bunga dan kerudung kaos hitam seraya dia menyapa kita “Hai..kalian, kirain siapa”.
 dengan raut wajahnya yang begitu ceria membuatku sadar diri ternyata kelopak mataku sudah mulai rusak nih, terasa sulit untuk dikedipkan, mataku sudah tak mau lagi melirik kesana-kemari (heemmmm….mulai lagi tuh)
“ibu gak nyangka kalian datang ke rumah ibu, ibu seneng kalian datang ke sini”,
Entah kenapa, ketika itu juga aku menjawab “iya bu, sama”
Lalu Rina menyambut ucapanku “sama apanya Zi?” Waktu itu aku tak bisa ngomong apa-apa lagi, untung saja Rahman memotong dan mengalihkan perhatian Rina, Bu Ina tersenyum lagi ketika Rahman bertanya tentang gadis yang tadi membuka pintu.
  “Bu, yang tadi itu adik ibu, ya? Kalo tau gitu sih aku dari dulu maen kesini hehe
Lalu Bu Ina balik bertanya “kenapa gitu, Man? Naksir ya?”
Jawab Rahman “maunya sih gak gitu , bu”
Lho,,,kenapa? Tanya bu Ina
“Terlalu cantik ah, takut direbut orang hehe
 dari sebelah kanan Rahman, Wiwin berbisik “direbut itu kalo emang adik ibu mau sama kamu”
Rahman bingung lalu senyum tersipu malu setelah mengerti maksud ucapan Wiwin
     “Bukan, dia bukan adik ibu, kok,,!”
      “lalu siapa, bu? Tanya Rahman.
     “dia itu anak pertama ibu, usianya hampir sebaya lah sama kalian”
                     Kalo masalah kaget, semuanya juga pasti kaget
Tapi yang ngerasa paling kaget, Ozi tuh…
Soalnya dia ngira Bu Ina nikahnya pas umur lima tahun haha…
refleks aku bertanya, “ emang kuat gitu, bu?
Ya ampun, kok jadi sering keceplosan gini sih sama dia, jangan-jangan aku dan dia udah jodoh kali ya.. (iiiiihh….teori dari mana tuh? Gak nyambung banget)
“Kuat apanya, Zi?” Tanya Bu Ina
Waktu itu mulutku bener-bener gak bisa ngomong apa-apa lagi, yang jelas aku masih aman, soalnya gak ada yang ngerti maksud kata-kataku tadi heheabis, ibu sama anak kayak adik kakak sih hehe,, (awet muda kali tuh….)
Ditambah kedatangan seorang bapak-bapak yang cukup umur mengalihkan perhatian dia.
Dengan memakai sarung, baju koko dan peci putih, kayak Ustadz gitu deh!, ia masuk melewati ruangan tempat kita duduk.
Dengan penuh kelembutan dan rasa rendah hati, Bu Ina menyambut dengan mencium tangannya, lalu kami berempat pun ikut mencium tangan bapak itu. Tak lama kemudian bapak itu masuk ke dalam.
Dari sebelah kiri Rahaman, Rina bertanya “Bu, orang tua ibu seorang Ustadz ya?”
Senyumnya dia semakin melebar, lalu menjawab “beliau itu bukan orang tua ibu, tapi suami ibu”
                                    Siapa sih yang gak kaget,coba,
kalo Bu Ina yang masih muda itu nikah
sama pria yang umurnya kayak jauh di atas Bu Ina?
“Ah, ibu becandanya kelewatan deh!” kataku
bener, gak percaya? Coba liat ini” kata dia sambil mengambil foto album pernikahannya yang disimpan di bawah meja yang ada di depan kami
Selintas aku berpikir setelah melihat foto itu, kok bisa sih? Gak ada yang laen apa? (…yang laen tuh bukan jodohnya Bu Lina, you know?)
    Setelah kami melihat-lihat foto album itu, secara tidak sengaja aku melihat tulisan pendek di balik jilid album itu, di sana tertulis “Memory 1982”
Jadi bingung lagi nih, kira-kira tahun itu tahun apa ya? Masa iya sih bu Ina dilahirkan pada tahun 1982? Ketuaan kali,  akalku terus mengira-ngira apa sebenarnya yang terjadi pada tahun itu. Tapi gak ada satu pun jawaban kecuali itu pasti tukang foto yang salah cetak.
“ ? ”
    Tak lama dari itu, bu Ina meluruskan tujuan kami ke sini. Dia mengajarkan kami memainkan sebuah piano, kalo aku sih gak terlalu minat sama alat music yang satu ini, Cuma gitar ajah yang aku bisa hehe,,,
    Satu per satu, dia tunjukan keahliannya dalam bermain music, suaranya yang begitu nikmat di telinga membuatku semakin tambah geretan ajah he.. tapi sayang banget, aku gak bisa memainkan alat itu, jadi gak bisa duet deh. he… (huuuuhh…pengen kayak Bang Rhoma sama Ani ya…?)
    “Zi, kalo Ozi pengen belajar gitar, belajarnya sama bapak ajah ya” tiba-tiba ajah dia bilang gitu.
   “Emang suami ibu bisa?” tanyaku.
hmm…Ozi belum tau, ya? Dulu, cinta ibu jatuh di petikan gitarnya bapak lho he… dia bilang begitu sambil berbisik,
   Bikin aku cemburu ajah deh, he…
“boleh juga” jawabku.
    Suaminya mengajarkan aku beberapa trik memainkan gitar, kita berdua duduk di teras depan rumah,  lagu-lagu Slow Rock ‘ala barat juga tak lupa ia ajarkan, begitu juga skil-skil yang ia tunjukan membuat aku betah bersamanya.
Dalam waktu singkat, aku mampu menguasai skil-skil yang ia berikan, ketika itu juga ia senyum-senyum sendiri karena melihat aku yang begitu cepat menguasai skilnya.
   “berhati-hatilah dengan bakatmu itu” tiba-tiba ajah ia bilang gitu, kira-kira maksudnya apa, ya?
“Memangnya kenapa, pak?” tanyaku
“karena bakatmu itulah yang akan membuatmu selamat, dan k arena bakatmu itulah yang akan membuatmu celaka” jawaban dia begitu membingungkan, tapi emang gitu kali ya gaya bicara seorang ‘alim, susah dimengerti, he...
Di tengah kebingunganku, ia bercerita tentang masa lalunya,
“kalau seandainya istriku tidak menyukai lagu-laguku, mungkin sekarang bapak tersesat dalam kegelapan, dia lah wanita yang mampu membuka mata hati bapak untuk melihat dunia ini,  ternyata memang benar, selama 27 tahun inilah yang lebih indah daripada sebelumnya”
Duh. Makin pusing ajah nih kepala, (emang elo nya ajah kali yang bego, haha…)
Tapi dikit-dikit ngerti sih, ternyata suami bu Ina, dulu nya itu seorang Musisi, terus kisah cintanya sama bu Ina itu ketika bu Ina suka sama lagunya dia, tapi kenapa 27 tahun silam ya?
Oh…. Ngerti-ngerti. Berarti, dia sama bu Ina lirik-lirikannya selama dua tahun to.he..
…. Hah??? Sekitar 40-an?
Wah, bener-bener gak disangka, ternyata Bu Ina itu awet muda to,..(hemm…kasian baru nyadar hehe)
     Di tengah keasyikan kami, tiba-tiba anak pertama bu Ina yang gadis itu membawa adiknya yang masih bayi ke ruang tamu dalam keadaan menangis, sepertinya bayi itu merasa terganggu dengan suara-suara alat music yang kami mainkan. Tanpa sepatah kata pun, bu Ina langsung menghampiri anaknya.
    Kami berempat memang masih betah belajar di sini, tapi kami ngerti peran seorang ibu rumah tangga itu kayak apa, lalu kami sepakat untuk pulang saja,
    Sebelum kami sempat pamitan untuk pulang, seorang ibu dengan membawa dua anak kecil datang bertamu,   apa yang dilakukan ibu itu ketika bertemu dengan suami bu Ina sama dengan apa yang dilakukan bu Ina saat suaminya pulang tadi,
“istri suami ibu datang!” itulah yang dikatakan sama bu Ina kepada kami sambil berbisik.
“maksud ibu?” Tanya Rahman.
“iya, ibu itu adalah istri kedua suami ibu” jawab bu Ina
    Kami yang dikagetkan dengan hal itu sampai-sampai lupa kami tadi berencana mau pulang, kok bisa sih? Hanya kata-kata itu aku ingat he…
“ibu gak apa-apa?” tanyaku (hemm..so’ perhatian ah)
“Apanya, Zi?”
“hati ibu” jawabku.
dia senyum lagi dan memandangi kami dengan mata yang berkaca-kaca,
dengan perlahan dia mendekati kami,
    “wanita mana yang mau dimadu? Ibu hanya minta suami ibu menyelamatkan ibu di Hari nanti”

        Aku pulang dengan harapan baru…..